Kamis, 23 Januari 2014

Hari ini Aku Pulang


Tidak mudah mencapai rumah dalam cuaca buruk begini, hujan dimana-mana, macet membara, banjir menerjang. Lebih dari 600km, semakin banyak banjir dan hujan yang harus dilewati. Pesawat sering memberi harapan palsu karna cuaca mengajarkannya begitu. Kereta api terlebih lagi. Dan bus sudah wafat untuk minggu ini.
Begitu sulit untuk pulang. Nasib anak rantau homesick, semuanya aku bayar hanya untuk sampai rumah lebih cepat barang 1 jam pun.

Pertama kali naik kereta. Ini tidak terlalu buruk. Hanya delay 7 jam. Aku masih menikmati perjalanan ini, sawah yang seperti savana dan petani-patani sabar itu. Aku amat menanti keretaku berhenti di Jakarta kota dengan segera. Sahabatku sudah menunggu disana, ibu ayahku sudah menunggu dari dulu.

Aku pulang
Semester ini semester hebat untukku, dengan kewajiban semakin banyak, hak semakin sedikit, dan beban di pundak yang semakin berat. Tidur dan makan hanya sampingan lalala. Semakin aku ikuti LKMMD rasanya aku gagal lulus LKMM PD, manajemen waktuku sangat buruk, sampai-sampai makan hanya 1 kali sehari, dan tidur hanya 3 jam saja. Tapi selalu ada sesuatu untuk dikorbankan, karna kita hanya 1 raga, dan pilihan mengacaukan.

Dalam kepulangan ini, aku berharap banyak. Santai bersama keluarga, jalan-jalan kemana-mana, tertawa bersama-sama. Dan yang paling penting lagi, mengistirahatkan pikiran dan tubuh kecil ini, untuk menjadi lebih kuat di semester berikutnya. Medan lebih sulit, lebih kejam tentu saja. Tetapi sesuai hukum alam, pemandangan akan semakin menakjubkan. Dan aku berharap ini momentum terindah dalam proses pendewasaanku, menuju tahap pendewasaan berikutnya.

Ibu, ayah, adek, sambut hangat aku ya. Peluk seerat mungkin, tapi jangan menangis.

Dalam kereta
24 Januari 2014
08.03


Kamis, 09 Januari 2014

Niat Baik

Sebaiknya harus bersikap seperti apa?
Mengalahkah?
Sabarkah?
Pasrah?

Jangan tekan aku dengan dinginnya mata elangmu itu, apalagi bahasa isyaratmu. Aku tau kamu, kamu, kalian, tidak menginginkanku.

Aku harus mengaku, aku sependapat denganmu. Aku akan berpikir sepertimu bila aku kamu.
Tapi ternyata menyedihkan ya menjadi aku.

Dan sekarang aku bimbang harus bersikap seperti apa.
Dasar bijaknya pemikiranmu, dan rasa sedihnya menjadi aku.

Rasa lelah, kesal, gelisah itu tidak lagi ada.
Semua tertutupi dengan maksudmu yang tidak bisa disembunyikan, bahkan seolah menunjukkan.
Kamu benar, tapi apa aku harus salah?

Kamu, kamu, kalian besar
Aku kecil
Dan aku bertahan
Aku tidak membuktikan
Hanya niat baik tidak boleh dibatalkan

Minggu, 05 Januari 2014

Bukan Hanya Sekedar Dibagi Menjadi 2, Tapi 5


Tidak mungkin mengundurkan diri, tidak mungkin.
Terlebih melarikan diri, akan sangat keterlaluan.
Semua harus dijalani.
Wajarlah ada pahit, ada senang.
Tapi rasanya sekarang tidak imbang.
Semua orang melihat aku senang.
Aku tidak begitu.
Sekarang aku hilang.
Benar-benar sendirian.
Aku terhempas, entah kepada siapa harus mengadu.
Bersandar, dirangkul, dipeluk.
Malaikatku tidak mungkin lagi, malaikatku sedang terluka.
Aku ingin pulang.

Lantai menjadi segalanya bagiku, melebihi sandaran, rangkulan, pelukan.

Aku harus bertahan, kuatkan hamba, wahai pemilik waktu.


Minggu, 5 Januari 2013      22.28
Ditengah peliknya UAS dan Ormawa