Senin, 14 Mei 2012

Kamis dan Air


       Kamis jam 13.30, pertama kali aku bernapas menggunakan paru-paruku sendiri, yup aku sudah ada di dunia walaupun tidak ada yang aku ingat saat itu. Menurut primbon, kamis itu artinya pohon. Tapi entah kenapa aku suka tidak beruntung kalau sudah berhubungan dengan air. Selalu aja ada kejadian tidak terduga dengan air selama study tour di SMA. Apa pohon bermusuhan dengan air ya?

1.       Tahun Pertama
        LIPI dan Dufan menjadi tujuan study tour tahun pertama. Dan kejadian dengan air terjadi waktu bermain arung jeram di dufan. Kapal karet yang aku tumpangi tidak mendapatkan keseimbangan, sehingga saat aku berdiri, aku terjatuh dan terbawa arus sampai masuk ke celah beton. Gelap dan tidak ada udara. Aku mencoba mencari pertahanan supaya tidak terbawa arus, akhirnya jaket yang aku pakai nyangkut, sedikit demi sedikit aku mulai mencari udara. Aku seperti orang linglung antara sadar dan tidak. Aku masih tidak percaya bisa berada di tempat ini.
        Tidak berapa lama ada tangan yang memegang tanganku. Mencoba menarikku keluar, tapi tidak bisa karena aku terperangkap. Arus air langsung terhenti dan petugas dufan menolongku.  Mengangkat tubuhku diantara celah beton yang sempit, kurang dari 15 menit, ternyata waktu begitu lama untuk orang yang ketakutan.

2.       Tahun Kedua
        Tahun kedua ini sebenarnya lebih banyak study-nya. Tujuannya adalah Ujung Genteng, pantai yang masih cukup asri dengan biota pesisir ataupun lautnya, karena tidak terlalu banyak wisatawan yang datang. Kejadiannya terjadi saat mencari biota laut jaraknya mungkin sekitar 50 m dari garis pantai, tapi air mulai pasang sehingga guru pembimbing menyuruh untuk pulang. Terlalu jauh untukku jika harus kembali ke rombongan, sehingga aku memberanikan diri untuk pulang sendiri saja. Tapi ternyata air pasang begitu cepat. Dia kembali lagi ke tempatku, dan menemani sampai tiba di pesisir. Masih orang yang sama. Terima kasih ya.

3.       Tahun Ketiga
        Tahun ini study-nya minim sekali, lebih banyak bersantainya. Objek-objek wisata di Jogjakartalah tujuannya, pati sudah ketebak apa saja objek-objeknya. Aku terlambat menaiki bus, dan langsung saja aku simpan tasku di samping tempat dudukku. “Tan, tasnya disimpen di bagasi bawah”. Langsung aku turun dan menaruhnya, tasku jadi terletak paling dekat pintu garasi karena menaruhnya paling akhir. Perjalanan menuju Jogja cukup lama kurang lebih 15 jam, dan cuaca lebih banyak hujan.
         Tibalah di penginapan, saat aku ambil tasku, ternyata basah. Karena tasnya terbuat dari kain dan air hujan masuk ke celah-selah pintu bagasi dimana tempat tasku berada, jadilah keadaan basahnya sekitar 75% dari keseluruhan barang yang aku bawa. Hari itu sudah pukul 11.30 malam, aku pergi ke receptionist berharap ada laundry kilat sehingga besok pagi aku sudah bisa memakai baju kering. “Tidak bisa, mba. Kalau mau besok pagi jam 8”. Aku pergi ke kamar, mencari akal untuk mengeringkan baju yang ternyata pada luntur. Aku frustasi. Aku cari sabun untuk mencucinya. Ah, lunturnya tak mau pergi! Saat itu pukul 01.00, kulihat teman kamarku sudah tidur semua, aku keluar hotel membawa baju luntur itu. Kemudian, sebelum di gerbang hotel aku bertemu salah satu guru, “Tan, mau kemana?”. Aku menjelaskannya. “Wah jangan sendiri atuh, ditemenin ya, nah itu ada temenmu, To, temenin Intan”. Akhirnya aku ditemani sama temenku yang satu organisasi itu. Waktu sudah pukul 02.00, sekeliling hotel sudah kami telusuri. Hasilnya nihil. Akhirnya kami pulang. Terima kasih ya, To.
         Pukul 05.00, aku meminjam setrikaan warga, akhirnya cukup kering juga walaupun masih bisa terasa dinginnya air yang menyerap di baju yang aku pakai. Lalu baju yang luntur, aku titipkan di laundry sebelum pergi menuju tempat tujuan kami di Jogja.

         Semoga tidak ada pengalaman buruk dengan air lagi. Tapi lewat kejadian-kejadian ini, aku bersyukur ada orang-orang yang masih peduli dan baik yang mau menolongku. Sekali lagi, Terima kasih, ya.

Hey, water, please, to be my friend. Sincerely, the tree.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar