Hujan deras malam ini, sepertinya bumi tambah sakit. Belum waktunya, tapi hujan seperti ini sudah berjalan lebih dari 1 minggu.
'Malaikat juga Tahu' mengantar mata terpejap malam ini, setelah lelah karna kemacetan dari Solo.
Alunan akustiknya, suara merdunya berlomba kalahkan deras hujan. Bukan karna alasan, lagu ini begitu sempurna untuk mengaca diri. Tepat 25 jam setelah memutar ingatan lama bersama teman lama.
Malu mengakuinya.
Aku begitu haus untuk air yang hanya secangkir, cangkir mainan. Dan selalu lapar untuk sepotong kue keras dengan strawberi yang tak pernah membusuk.
Diselimuti gaun indah, sepatu mengkilap. Mencoba habisi waktu sore dengan damai.
Dan kamu selalu mengajakku jalan keluar dari tempat ini. Sambil merayu, "Nanti kita beli cangkir porselin dan teh melati, kue yang bisa kau tusuk dengan garpu dan tentunya manis, gaun yang lebih cantik dan penuh renda, sepatu kaca yang mengkilau...."
Sayang, aku bukan sekedar tidak bisa mendengar apa yang kamu
bilang, aku juga tidak pernah ingat apakah kita pernah bertemu.
Yang aku tau, bicara dan berlama-lama dengan orang asing itu tidak baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar